Sepekan di Desa Mlaten, Demak - Syawal Trip #2
Sepekan di Desa Mlaten, Demak - Syawal Trip #2 - Perjalanan kami kali ini bisa dibilang serba ngalir aja. Kami tidak kaku dengan serangkaian rencana A-Z yang sudah matang jauh-jauh hari, tapi kami merencanakan semua perjalanan sambil berjalannya waktu saja.
Baca juga: Perjalanan Batam-Semarang
Hari pertama (19 Mei 2022) sesampainya kami di desa, sudah tidak banyak waktu tersisa karena sudah malam. Hanya temu sapa sebentar, memperkenalkan orang tua saya ke keluarga besar di sana dan sedikit menyantap makanan ringan. Beberapa keluarga besar sudah pernah berjumpa dengan kedua orang tua saya, yaitu saat acara pernikahan saya dan suami, tapi kan pada saat itu belum sempat bercengkerama. Dan...inilah saatnya, memperkanalkan dengan sebenar-benarnya, bercengkerama, mengikat tali keluarga.
Besanan menikmati teh hangat pagi dihari kedua. |
Hari kedua, hari itu adalah hari pernikahan adik sepupu kami. Hari ini adalah salah satu alasan terpenting untuk kami pulang kampung pada tanggal ini, sekitar 3 minggu setelah lebaran. Pesta pernikahan di desa ya kurang lebih sama dengan pesta pernikahan pada umumnya, hanya saja bedanya, ada kasidahan sampai tengah malam. Senangnya mendengar lantunan lagu Islami, sholawatan sampai malam hari. Beginilah hajatan di tanah para wali, sangat kental dengan nuansa Islami.
Sepupuan & Keponakan |
Adaptasi yang nggak pake lama. |
Di sela-sela pesta pernikahan adik sepupu kami. Sore harinya kami sempatkan menyambangi keluarga bapak mertua saya tidak jauh dari rumah tempat kami bermalam. Oh iya, kami bermalam di rumah Bulek Fatimah selama di sana. Rumahnya pas di depan rumah joglo (rumah khas Jawa Tengah) Mbah Putri kami. Terima kasih, Bulek... Sudah izinkan kami menginap selama sepekan kami di kampung. :)
Kami ke rumah-rumah saudara bapak mertua, yang pernah kami kunjungi juga 4 tahun yang lalu. Kami juga membawa serta kedua orang tua saya untuk bersilaturrahmi, berkenalan dengan keluarga besar mertua saya. Meskipun kadang kendala pada bahasa, tapi tidak mengurangi makna silaturrahmi bagi kami.
Kami ke rumah-rumah saudara bapak mertua, yang pernah kami kunjungi juga 4 tahun yang lalu. Kami juga membawa serta kedua orang tua saya untuk bersilaturrahmi, berkenalan dengan keluarga besar mertua saya. Meskipun kadang kendala pada bahasa, tapi tidak mengurangi makna silaturrahmi bagi kami.
Jalanan di desa yang cukup bagus. |
Hari ketiga sampai kelima, masih kami isi dengan silaturrahmi ke rumah-rumah saudara. Sambil sesekali menikmati kuliner enak yang ada di sana, berjalan-jalan di sekitar sawah menikmati suasana desa yang tidak ada di Batam. Alhamdulillah, semua makanan yang kami santap enak-enak, kebayang-bayang bahkan sampai kami sudah pulang ke Batam. Hehe.
Hamparan sawah di Desa Mlaten, Demak. |
Ala-ala siluet. |
Family |
Makan mie ayam enak di Demak. |
Pecel yang pedas menggodah. Ngangenin! |
Silaturrahmi kami sudah semakin menjauh dari desa, bahkan sampai ke Kudus dan Jepara. Dua kota yang menurut saya luar biasa. Kudus, kota yang sering disebut sebagai kota santri ini terdapat 2 makam Walisongo yaitu Sunan Kudus dan Sunan Muria. (Nanti akan saya ceritakan pengalaman kami wisata religi ke makam-makam Walisongo yang ada di Demak dan Kudus di halaman yang berbeda)
Kemudian Jepara, kota yang sering disebut sebagai "Bumi Kartini" karena Jepara merupakan kota kelahiran R.A Kartini. Selain itu, Jepara juga dikenal sebagai kota pengrajin ukiran kayu jati yang sudah terkenal hingga ke mancanegara. Kebetulan, keluarga besar kami juga ada yang mengelola usaha ukiran kayu jati hingga mebel mulai dari sofa, meja, lemari, pintu, hiasan interior danain sebagainya. Buat teman-teman yang mau order kerajinan kayu jati bisa ke Paklek kami di Jepara, langsung dari pengrajinnya tanpa perantara! (Hihi, promosi..:D)
Pabrik jati di Jepara. |
Dua hari lagi menjelang hari kepergian kami dari Demak menuju Semarang, pada hari keenam, kami pergi wisata religi berziarah ke makam Walisongo. Wisata yang menurut saya jangan sampai dilewatkan kalau sudah sampai di Jawa Tengah, khususnya wilayah Demak dan Kudus.
Bersambung....
(Wisata Religi di Jawa Tengah: Demak & Kudus)
(Wisata Religi di Jawa Tengah: Demak & Kudus)
10 comments
This comment has been removed by a blog administrator.
ReplyDeleteKalo di Demak, acara pernikahannya diiringi kasidahan, kalo di Solo, acara pernikahannya diiringi pertunjukan wayang kak.. Budaya Indonesia begitu beragam ya kak dan tentunya unik dengan kekhasan-nya 😁
ReplyDeletekemanapun pergi yang penting sama keluarga ya mbak. karena momennya tentulah terasa lebih lengkap
ReplyDeleteAlhamdulillah bisa bersilaturahim dengan keluarga di Jawa ya Jul. Seru jadi banyak cerita dan pengalaman terutama buat anak-anak.
ReplyDeleteWah seru ya Mbak, bisa pulang kampung bertemu dengan keluarga dan saudara.
ReplyDeleteApalagi sekalian ada acara nikahan. Makin seru deh.
Wah Juli asyik banget ya bisa liburan ke Desa. Kita yang di batam jarang lihat sawah kalau liburan gini happy banget ya Jul apalagi di rumah keluarga mertua.
ReplyDeleteWah senangnya bisa pulang kampung bisa mempertemukan antara mertua dan keluarga sendiri apalagi bisa jalan-jalan ke temen-temen saudara-saudara. Kapan ya saya bisa seperti ini? maklum udah lama juga belum pulang kampung tercinta. thanks for reminder.
ReplyDeletepostingan seperti ini yang membuat selalu ingin pulamg dan mudik. kita makin sadar kalau kebersamaan itu mahal apalagi setelah pandemi, real mahalnya setelah harga tiket pesawat makin naik *curhat mode on
ReplyDeleteKak Juli.... jatuh cinta sama sawahnya aku tuh.... Hijau dan damai bangets. Asyik ya punya kampung yang masih ada areal persawahan begitu. Aku pernah bawa anak-anak ke tempat begini juga, tapi mereka gak enjoy karena kena daun padi, jadi kulit mereka merah dan gatal. Tapi pemandangannya memang asoy.
ReplyDeleteSeru acara nikahan ada kasidahan sampai tengah malam. Berkesan banget kalo berkunjung ke kampung dan pas ada acara nikahan. Bisa kumpul dengan keluarga besar.
ReplyDelete