Review Materi #9 Kelas Bunda Sayang: BE CREATIVE
Alhamdulillah, saya sudah sampai ke level 9 di Kelas Bunda Sayang Institut Ibu Profesional (IIP). Saya bahagia, karena untuk mencapai titik ini tuh tidak mudah. Banyak perjuangan, konsistensi untuk terus belajar pun diuji. Semoga istiqomah, saya bisa berhasil sampai akhir yang insyaAllah 3 level lagi! Semangat!
Baca juga: Review Materi #8: Melatih Anak Cerdas Finansial Sejak Dini
Ada yang menarik dan berbeda pada cara penyampaian materi ke 9 kali ini. Fasilitator kesayangan kami, Mbak Ika, menyampaikan materi dengan beberapa slide gambar yang membutuhkan kerja keras otak. Ya, gambar-gambar itu merangsang kita untuk berpikir kreatif.
Berikut adalah beberapa gambar yang dikirimkan fasilitator kami saat diskusi berlangsung:
Apa yang terlihat dari gambar ini? Sumber gambar: materi bunda sayang. |
Apa yang terlihat dari gambar ini? Sumber gambar: materi bunda sayang. |
Melihat gambar di atas, pasti tiap kita bisa saja punya jawaban yang berbeda-beda, kan? Tergantung penglihatan dan sudut pandang masing-masing. Dari keberagaman jawaban itu, apakah kita salah? Apakah kita pantas disalahkan ketika jawaban kita berbeda? Apakah kita punya hak menyalahkan orang yang memberikan jawaban berbeda dengan kita? Tidak. Karena secara fitrahnya, setiap manusia terlahir dengan kreatifitasnya masing-masing.
"Kreatifitas adalah memiliki daya cipta, kemampuan untuk menciptakan." Kamus Besar Bahasa Indonesia
"Kreatif itu proses penciptaan jalan keluar dari suatu masalah." Soft Skill Direktorat ITB
Nah, bicara soal jalan keluar dari suatu masalah atau problem solving, kreatifitas adalah cara mencari solusi. Kita tidak bisa keluar dari masalah kalau kita tidak bisa mencari jalan keluar atau cara untuk memecahkan masalah itu. Ada gambar lagi, nih.. Siap-siap mikir, ya..
Baca intruksi dan ayo berpikir. Sumber gambar: materi bunda sayang. |
Baca intruksi dan ayo berpikir. Sumber gambar: materi bunda sayang. |
Dari 2 gambar di atas, coba lihat intruksinya. Terlihat perbedaannya hanya pada 1 angka saja, yang satu diminta membuat 3 garis dan satunya diminta membuat 4 garis. Itu saja sudah membuat kita berpikir keras, kan? Berasa masalahnya jadi makin besar, makin keras mikir, artinya...makin diminta untuk lebih kreatif lagi.
Sumber gambar: materi bunda sayang. |
Ravis Abazov tentang 5 Ways to be Creative, salah satu cara menemukan ide kreatif adalah dengan cara bermainS "bagaimana kalau". Seperti apa contohnya? Saya kasih contoh simple, ya..
Sumber gambar: materi bunda sayang. |
Ini mah saya, sering banget bahan makanan di kulkas menipis dan wajib berpikir kreatif supaya bisa masak makanan sehat dan juga enak untuk keluarga. Nah, kalau bahan yang tersedia hanya tempe, menurut kalian enaknya itu tempe dimasak apa, ya? Banyak pilihan, kan? Ada mendoan, perkedel tempe, tempe bacem, tempe penyet, dan lain sebagainya.
Tapi kreatifitas zaman sekarang itu nggak perlu bingung dan mikir kelamaan, lho. Cukup buka google, tinggal pilih, dan...beres! Hehehee.
Metode Berpikir Kreatif
Nah, secara teori ternyata ada 4 metode berpikir kreatif. Sebenarnya metode-metode ini sudah pernah kita aplikasikan di kehidupan sehari-hari, hanya saja kita belum kenal dengan teorinya, kan? Yuk, mari kita kenalan dengan 4 metode berpikir kreatif disertai dengan deskripsi singkat dari Mbak Ika, fasilitator kesayangan kami, dan juga dilengkapi dengan contohnya yang berupa gambar.
- Evolusi: perubahan terus menerus
Sumber gambar: materi bunda sayang. - Sintesa: menggabungkan 2 hal menjadi 1 ide baru
Sumber gambar: materi bunda sayang. - Revolusi: perubahan baru, yang sama sekali belum pernah ada
Sumber gambar: materi bunda sayang. - Re-aplikasi: 1 benda bisa berfungsi menjadi hal lain di luar fungsi normal/biasanya
Sumber gambar: materi bunda sayang.
Hayo, disuruh mikir lagi tentang re-aplikasi. Cluenya, kita pernah dan sering melakukannya di keseharian kita. Kalau saya, memanfaatkan gelas plastik untuk tempat sikat dan pasta gigi anak-anak di kamar mandi, memanfaatkan toples untuk tempat koleksi legonya Aal, memanfaatkan tangkai sendok sayur yang panjang untuk bersihin botol minum Aal dan Maryam. Ya ampun, emak-emak banget yak! #tepokjidat
Sadar nggak sih, kalau ternyata anak-anak itu lebih kreatif? Pernah nggak kita melihat mereka melakukan sesuatu yang menurut kita aneh, 'ada-ada saja', dan ternyata itulah kreatifitas ajaib mereka. Seperti hari ini, Aal memakai ikat pinggang dari ikatan rantang Uminya. Pernah juga, dia menyusun beberapa bantal dan bed cover, lalu dijadikan pelosotan. Pernah juga, galon kosong dinaikkan menjadi motor, dia beperan sebagai driver ojek online dan adiknya menjadi penumpang. Ah, banyak lagi tingkah kreatifnya yang lucu, cerdas, dan membuat saya bergeleng-geleng.
Aal pakai tali pinggang dari ikatan rantang. |
Aal memakai sendal yang berbeda, katanya "ini keren!" |
Anak-anak, mereka terlahir dan memang secara fitrahnya mereka itu makhluk yang super kreatif. Namun sayang, pola asuh yang kurang tepat kadang membuat kreatifitasnya menjadi terhambat.
Bagaimana cara mengasah kreatifitas anak-anak agar mereka tumbuh sesuai fitrahnya dengan cara yang menyenangkan? Ini dia 10 cara mengasah kreatifitas anak berdasarkan materi ke-9 kelas bunda sayang yang diambil dari beberapa sumber.
1. Bermain
Anak-anak mana yang tidak suka mainan dan bermain? Bermain adalah hak anak, melalui bermain ia bisa belajar banyak hal, menemukan hal baru, dan tentunya meningkatkan kreatiitas..
2. Biarkan berimajinasi
Biasanya imajinasi anak-anak itu luas, kadang juga aneh. Misalnya Aal pernah berimajinasi adanya pesawat pengantar paket ke luar angkasa, jadi astronot-astronot tetap bisa menerima paket dari keluarganya, atau berbelanja online. Hahaha. Biarkan ia berimajinasi, jangan melarang atau bahkan memarahinya.
3. Berikan pertanyaan kreatif agar memancing rasa ingin tahu anak
Jika anak-anak bertanya, coba jangan langsung memberikan jawabannya. Pancing rasa ingin tahunya dan ajak ia untuk berpikir. Misalnya, Aal pernah bertanya, "Umi, kucing itu makan kita nggak?"
Lalu saya menjawab, "menurut Aal? Kalau kucing makan manusia, kenapa bude memelihara kucing di dalam rumahnya? Bahkan kucingnya digendong-gendong pula. Nah, gimana? Kucing makan kita nggak?"
Dia diam sejenak, lalu menjawab, "Enggak..."
4. Hindari kata salah/menyalahkan dan kurangi larangan
Aal pernah memakai sendal berbeda (kanan kiri beda) ketika kami akan pergi berbelanja. Awalnya saya spontan kaget, "lho, kenapa sendalnya begitu?" Lalu dia menjawab, "iya, ini keren.." Saya berpikir lagi, itu tidak masalah, lalu saya biarkan. Ketika kami akan pergi ke sebuah hajatan, dia berniat memakai sepatu yang berbeda lagi, tapi saya coba berikan pengertian kalau saat itu kita akan pergi ke acara yang formal/undangan. Pakaian harus rapi dan sepatu juga harus yang sama, biar terlihat rapi. Saya membolehkan sendalnya berbeda jika hanya berpergian di sekitar rumah saja. Saya belajar untuk tidak menyalahkannya, saya memberikan tempat-tempat tertentu untuk dia berkreasi oleh imajinasi dan keinginannya.
5. Berikan apresiasi
Ini hal yang penting bagi anak-anak. Dengan apresiasi, anak merasa berharga dan akan semakin termotivasi untuk belajar dan siap menghadapi tantangan baru.
6. Bebaskan anak bereksplorasi
Biarkan anak bereksplorasi, namun tetap dalam pantauan dan awasi dari hal-hal yang membahayakan. Dari eksplorasi, kreatifitas anak pun terpicu dan kadang juga melahirkan hal-hal baru yang luar biasa.
7. Menggunakan waktu senggang dengan aktifitas yang kreatif
Sekarang tidak sulit lagi mencari ide permainan yang kreatif. Sudah banyak sekali di google, instagram, dan juga buku-buku yang memberikan ide permainan kreatif seperti DIY mainan dari bahan bekas, kardus, botol minuman, dan lain sebagainya.
8. Bercerita dan bergurau
Ah, ini adalah aktifitas favorit kami. Kita sebagai orang tua juga harus kreatif, ya. Membuat suasana bercerita atau berdongeng menjadi lebih menarik dan asyik. Kegiatan ini bisa menambah pembendaharaan kosa kata si kecil, dengan kosa kata yang semakin kaya, maka kreatifitasnya pun akan menjadi semakin meluas.
9. Melakukan kegiatan sehari-hari di rumah
Kegiatan ini bisa dilakukan sambil kita mengerjakan pekerjaan rumah tangga. Libatkan anak, ajak anak, buat suasana menjadi asyik. Misalnya, membereskan mainan, memungut makanan tumpah di lantai dan membersihkannya, menyiram tanaman, dan lain sebagainya.
10. Istirahat yang cukup
Nah, ini penting. Anak-anak jadi rewel dan terhambat kreatifitasnya jika ia kurang beristirahat. Tetap perhatikan dan penuhi waktu istirahatnya agar ia tetap fresh untuk bermain dan mengembangkan kreatifitasnya.
Sungguh ini ilmu yang keren, ilmu yang selama ini kadang kita abaikan. Ternyata ada sisi luar biasa dari setiap kegiatan anak-anak kita sehari-harinya. Mereka kreatif, mereka sangat kreatif.
Jadi, apa kabar kita, Mak? Hehee. Kita yang sehari-hari membersamainya apakah juga sudah berusaha kreatif? Ketika anak menolak mandi, apa yang kita lakukan? Memaksa? Ataukah berpikir kreatif mengubah cara mengajaknya mandi? "Yuk, mandiin boneka adek, yukk.." (Ini kejadian pagi ini yang saya lakukan pada Maryam, hehehe)
Be creative, Moms. Dampingi kreatifitasnya dan lahirkan kreatifitas dari dalam diri kita juga.
Semangat, Moms! Let's be creative Mom, let's be creative parents.. :)
9 comments
Salut nih sama emak2 yang terus mau mengembangkan diri, inovatif kreatif dan tif2 lainnya
ReplyDeleteSeberapa kreatifpun kita orang dewasa, biasanya anak-anak akan jauh lebih kreatif. Pikiran mereka jauh lebih murni soalnya. Tapi kita yg orang dewasa aja yg susah memahaminya, btw gemes banget sama anak kakak :3
ReplyDeleteitulaha mengapa saya lebih senang menjadi orang kreatif daripada orang cerdas karena kreatif bisa membahagiakan banyak orang
ReplyDeleteBundanya aja kreatif bagaimana anaknya nanti, pasti jadi anak-anak kreatif dan imajinatif ya.
ReplyDeletePernah lihat gambar-gambar itu. Tapi tetap saja sudut pandang pertama selalu tertipu.
ReplyDeleteWow keren sekali dalam mengajarkan anak untuk kreatif... Apa yang kalian lakukan tuh beneran patut dicontoh
ReplyDeleteumi yang kreatif bin cerdas
ReplyDeletebagus nih metode nya untuk mengembangkan anak dalam ke kreatif an nya
memancing pola kreatif dari kecil akan sangat bagus sekali
Baca artikel ini menambah bekal masa depan. Jadi pengen banget berkembang biak (punya anak) �� Anak2 emang unik kalo diperhatikan. Memakai sendal terbalik itu sering dijumpai pada anak2. Pernah ada cerita juga dulu anak PAUD. Diblg sendalnya terbalik katanya gak terbalik. Dia lalu praktikkan bahwa yang terbalik ketika poisisi sendal yang ngadep ke atas telungkup ke bawah ��
ReplyDeleteMbak, aku penasaran banget sama kelasnya. Kayaknya keren banget ya. Soal kreatifitas, bener banget akan sangat dibutuhkan saat kita berada dalam posisi kepepet. Jadi ingat MacGyver yang selalu kreatif memanfaatkan benda-benda di sekitarnya saat terjepit.
ReplyDelete