Yuk, Diet Plastik Mulai Dari Hal Yang Kecil.
Yuk, Diet Plastik Mulai Dari Hal Yang Kecil - Siapa diantara kita yang tidak pernah menggunakan plastik? Plastik adalah salah satu bahan yang digunakan manusia untuk keperluan hidupnya sehari-hari, untuk belanja, untuk membungkus makanan, dan juga sebagai alat makan dan minumnya. Biasanya, kita menggunakan plastik itu hanya sebentar saja, kan? Setelah belanja, plastik di buang, setelah habis minum, sedotan dibuang. Semua plastik yang kita gunakan itu berujung di tempat sampah.
Sedihnya, sampah-sampah tersebut banyak yang terbuang secara sembarang. Banyak yang menyumbat di got atau sungai, bahkan sampai juga ke lautan. Menurut data yang ada, Indonesia merupakan negara kedua yang paling besar "menyumbangkan" sampah plastik ke laut. Nah, lho!
"Sampah plastik yang masuk ke laut dapat terbelah menjadi partikel-partikel kecil yang disebut microplastics dengan ukuran 0,3 – 5 milimeter. Microplastics ini sangat mudah dikonsumsi oleh hewan-hewan laut," jelas Ibu Susi Pujiastuti selaku Menteri Kelautan dan Perikanan kepada Kompas.com bulan Agustus 2018 lalu. Faktanya memang tidak hanya sekali atau dua kali kita mendapatkan berita tentang kematian satwa laut karena terbukti menelan sampah plastik, 'kan?
Sumber: liputan6.com |
Diet Plastik Mulai Dari Hal Yang Kecil
Indonesia bisa kok melakukan diet plastik. Awalnya bisa dari satu orang yang diet plastik dan membagikannya di sosial media, lalu diikuti beberapa orang lainnya, diikuti oleh beberapa komunitas pula, lama kelamaan semua orang bisa dan terbiasa melakukan diet plastik.Wah..bayangkan deh, kalau semakin banyak yang terinspirasi dan akhirnya juga melakukan diet plastik. Setidaknya Indonesia bisa "menebus dosa" secara perlahan dari fakta yang pernah ada, yaitu sebagai negara nomor dua paling banyak menyumbangkan sampah plastik di lautan.
Beberapa komunitas yang saya ikuti sudah menjalankan program #lesswaste atau minim sampah di setiap kegiatannya. Caranya yaitu dengan mengganti gelas plastik menjadi air galon yang siap diisi ulang menggunakan gelas reuseable atau botol minum yang sudah dibawa oleh dimasing-masing pesertanya, mengganti plastik snack dengan daun pisang yang dilipat menarik, menggunakan lunch box reuseable sebagai pengganti nasi kotak yang biasa digunakan pada umumnya.
Wadah snack menggunakan daun pisang sebagai pengganti plastik/mika. Sumber: Dokumentasi Ibu Profesional Batam. |
Kotak nasi bisa dicuci-pakai. Sumber: Dokumentasi Ibu Profesional Batam. |
Unik, banyak yang kagum dan akhirnya terinspirasi. Saya salah satunya. Karena kekaguman saya itulah akhirnya saya menulis dan membagikan perasaan kagum saya tersebut di sini agar diketahui banyak orang. Syukur-syukur kalau juga ikut terinspirasi. Hehehe.
Tidak hanya di setiap kegiatan komunitas, untuk kehidupan sehari-hari pun begitu. Kita bisa mengganti kantong plastik belanja menjadi tas kain belanja yang bisa di cuci pakai, belanja bahan makanan yang basah (ayam, ikan, dll) langsung menggunakan wadahnya, mengganti sedotan plastik menjadi sedotan stainless reuseable begitu pula dengan peralatan makan lainnya. Ribet? Sebenarnya enggak kok, terlihat ribet karena kita belum terbiasa saja.
Sumber: Facebook Erli Oktania Susanti |
Hmm, saya bicara seperti itu bukan berarti saya sudah sepenuhnya menjalankan program #lesswaste di keseharian hidup saya yaa.. Tapi saya juga masih belajar dan membiasakan diri untuk #lesswaste seperti kebanyakan teman-teman saya di komunitas. Saya masih suka kelupaan membawa tas kain untuk belanja, sedotan stainless juga kadang ketinggalan di rumah. Tapi ya, inilah proses belajar saya untuk mengubah kebiasaan agar lebih peduli dengan lingkungan, yaitu dengan program #lesswaste atau minim sampah.
Cara Menyebar Virus Diet Plastik: LAKUKAN (DO) -> BAGIKAN (SHARE)
Zaman sekarang siapa yang tidak percaya dengan kekuatan sosial media? Sosial media adalah wadah paling ampuh untuk mempengaruhi orang atau kelompok agar mengikuti kita. Menggunakan sosial media untuk mengajak banyak orang melakukan kebaikan, why not?
Ketika kita belanja menggunakan tas kain, foto dan bagikan ke sosial media. Ketika kita minum menggunakan sedotan stainless di warung atau restaurant, foto dan bagikan. Dengan begitu, insyaAllah kita sudah termasuk menebar virus kebaikan. Siapa tahu, melalui foto sederhana itu bisa menginspirasi orang untuk mengikuti cara kita. Apalagi, beberapa toko sudah tidak lagi cuma-cuma memberikan plastik maupun sedotan plastik, alias diberi charge tambahan jika kita menggunakan plastik. Itu bisa menjadi salah satu alasan mengajak orang untuk biasakan membawa tas belanja sendiri, yuk biasakan membawa sedotan sendiri.
Mulai dari yang kecil. Kebaikan kecil yang kita lakukan tiap hari, lalu mengajak orang lain untuk melakukannya juga, insyaAllah akan menghasilkan suatu kebaikan yang besar nantinya.
So, yuk lah kita coba untuk diet plastik. Coba dulu, coba lagi, lagi, dan seterusnya menjadi kebiasaan baru yang baik.
Baik untuk KITA, baik untuk LINGKUNGAN kita, baik untuk BUMI kita.
8 comments
Sangat menginspirasi.
ReplyDeleteSampah plastik emg jadi masalah utama di kantor t4 ane kerja..
Semoga bisa menerapkan ini.
Iya nih..sampah plastik nggak bisa diurai ya...tapi kadang mau bawa tas belanja sendiri suka males
ReplyDeleteYg aku msh susah itu klo belanja..kadang udh bw tas belanja sndiri ttp aja dipakein plastik sm penjualnya..
ReplyDeleteKlo utk beli2 makanan siy udh pk wadah sndiri..kcuali klo kelupaan atau jajannya dadakan..hehe..
Terinspirasi sekali. Aku pun masih suka lupa2 bawa wadah dari rumah. Dan akhir nya sampah ku harus aku pertanggung jawab kan. Cara nya sampah plastik dicuci jemur, unt bisa dipakai lagi
ReplyDeletetulisan yang bermanfaat, semoga bisa diterapkan di Indonesia :)
ReplyDeleteSampah plastik tidak bisa dianggap sepele. Susah diurai, proses uraian juga lama
ReplyDeleteMenginspirasi.
ReplyDeleteSudah mulai juga di diri sendiri, kalau belanja gak mau diplastikin lagi, langsung masukin tas aja.
Semoga semakin banyak yang sadar dan menyadarkan, bahwa dunia juga butuh disayang ��
ia sih penginnya diet
ReplyDeletetapi kadang situasi blm mendukung
barang2 yg dijual masih banyak menggunakan plastik
trus saya masih gunakan plastik juga tuk nampung sampah di tong sampah dapur
jadi tinggal angkat dan taruh di depan rumah..lalu diambil petugas sampah
ada sih mencoba..seperti bawa tumbler kemana2
klu mau gunakan daun pisang...di sini susah pohon pisang
mau beli aja susah
kecuali di kampung ya