Begini Jika Ayah Mengalami Baby Blues Syndrome - Baby blues syndrom adalah perubahan emosi yang terjadi pada ibu (dan ternyata juga pada ayah) beberapa hari setelah kelahiran bayi. Biasanya, kita lebih mengetahui bahwa baby blues syndrom itu dialami oleh para ibu. Secara, kan, yang melahirkan si ibu. Tapi nyatanya, baby blues syndrom juga bisa dialami oleh para ayah, lho! Saya juga baru tahu..hihi.
Baby blues syndrome yang dialami para ayah kurang lebih mempunyai gejala yang sama dengan yang para ibu rasakan. (Baca di sini: Ini Dia Tandanya Kita Terkena Baby Blues Syndrome) Hanya saja, penyebab baby blues syndromnya yang berbeda. Bagi para ibu, baby blues syndrome juga dipengaruhi oleh efek hormon yang berubah karena proses kehamilan dan melahirkan. Berbeda dengan yang dialami oleh para ibu, baby blues syndrome pada ayah lebih kepada adanya goncangan bathin atau psikologis karena suatu perubahan besar yang terjadi dalam hidupnya semenjak kelahiran bayi.
Baby Blues Syndrome Yang Terjadi Pada Para Ayah
Baby blues syndrome wajar terjadi pada para ayah. Namun sayangnya, kebanyakan para ayah tidak menyadari apa yang terjadi pada dirinya saat itu. Hal ini bisa berakibat buruk terhadap dirinya serta keluarga kecilnya juga, lho.Untuk itu, penting bagi kita semua para ayah atau ibu, bahkan bagi para calon ayah dan calon ibu untuk mengetahui hal ini lebih awal agar dapat mengantisipasi atau meminimalisir gejala baby blues syndrome yang mungkin akan terjadi.
Sebenarnya...seperti apa, sih, baby blues syndrome yang dialami oleh para ayah? Yuk, coba dibaca penjelasannya di bawah ini, ya..
1. Khawatir karena adanya tanggung jawab baru.
Setiap pria yang sudah menikah, belum tentu semuanya sudah siap menjadi seorang ayah. Menjadi ayah itu artinya bertambahnya tanggung jawab besar terhadap satu amanah atau titipan dari Allah. Menjadi ayah itu berarti siap untuk menomor-sekiankan dirinya dan lebih memprioritaskan keluarganya lebih dulu.
Seorang ayah yang belum siap menjadi seorang ayah dan mengalami baby blies syndrome, biasanya akan memiliki kekhawatiran berlebih setelah kelahiran bayi. Misalnya, khawatir tidak bisa menjadi ayah yang baik, khawatir tidak bisa mendidik anaknya dengan baik, khawatir dirinya tidak bisa bebas dengan waktunya sendiri lagi (pergi sana sini, nongkrong sana sini, melakukan hobby atau kegitan yang disenangi, dan banyak lagi).
2. Khawatir dengan perosalan finansial.
Ayah yang merupakan seorang kepala rumah tangga dan tulang punggung keluarga, pastilah wajar jika mengalami hal ini. Bertambahnya anggota keluarga baru dan sadar akan kebutuhan bayi itu tidak sedikit, inilah yang bisa memicu baby blues syndromenya menjadi lebih kuat. Misalnya, ayah merasa pekerjaannya saat ini tidak bisa mencukupi keluarganya, ayah merasa kerja kerasnya belum maksimal, tidak percaya diri, stres, dan lain sebagainya yang akhirnya berimbas dengan emosi negatif yang lebih merajai diri.
---
Seperti itulah kira-kira jika ayah mengalami baby blues syndrome. Hal ini sebaiknya dicegah, ya, karena akan berakibat fatal jika dibiarkan, apalagi jika ditambah dengan baby blues syndrome yang dialami pula oleh sang istri. Apa yang akan terjadi jika ayah dan ibu sama-sama mengalami baby blues syndrome? Duh, jangan sampai, yaa...
Lalu, bagaimana cara agar kita bisa mencegah atau meminimalisir baby blues syndrome yang terjadi?
1. Siapkan diri sejak kehamilan diketahui.
Sejak mengetahui sang istri sedang hamil, mulailah siapkan diri dengan ilmu-ilmu mengenai persalinan, bayi, pengasuhan dan semacamnya. Bukan hanya ibu saja, ayah juga harus membekali diri dengan ilmu yang cukup tentang itu semua. Zaman sekarang, kan, sudah canggih, ya. Kita bisa belajar dimana saja dan kapan saja hanya melalui smartphone.
2. Dekatkan diri dengan Tuhan.
Allah memang bisa dengan mudah membolak-balikkan hati, menaik-turunkan kadar keimanan kita. Sebagai seorang hamba yang memang tempatnya salah dan khilaf, ingatlah Allah selalu ketika kita merasa mulai melemah. Sadarlah kembali bahwa segala garis kehidupan sudah diatur sedemikian rapi.
Mengeluh atau mengkhawatirkan masa depan yang belum terjadi itu tidaklah tepat. Tugas kita adalah berusaha dan berdoa, dan tugasnya Allah yang menurunkan rezeki kepada kita. Apalagi yang menyangkut dengan rezeki seorang anak, ya. Bukankah seorang bayi lahir ke dunia sudah membawa garis rezekinya masing-masing dari Allah?
3. Abaikan kata-kata orang yang negatif.
Sudah menjadi kebiasaan orang-orang kita, nih, yang suka berkomentar negatif, menakut-nakuti, mengait-ngaitkan atau membanding-bandingkan nasib satu orang dengan orang lainnya. Duh, stop, deh! Ucapan-ucapan negatif kita itu bisa berakibat buruk bagi kehidupan orang, lho.
Hidup terasa susah, karena kita sendiri yang merasa bahwa itu susah. Ada, kok, orang yang susah tapi tetap happy. Ada, kok, orang yang lelah mengurus banyak anak 24 jam tapi tetap bahagia. Karena apa? Karena ia ingat Tuhannya, bahwa setiap lelahnya akan dihadiahi Surga jika kita ikhlas menjaga titipanNya.
Ingat, Allah akan hadiahkan kita Surga, bukan payung cantik! Jadi wajar, jika kita harus lebih lebih lebih lebih lebih bersabar lagi atas segala rasa lelah disetiap hari-hari kita dalam menjaga titipan-Nya. Justru harusnya kita bersyukur, lho, banyak sekali keluarga yang sampai saat ini masih menanti-nanti kehadiran seorang anak. Kita sudah dikasih, lah, kok malah banyak mengeluh.
4. Berbagi bersama pasangan.
Tidaklah mudah menjadi orang tua. Ketika yang awalnya berdua, sekarang sudah menjadi bertiga, berempat, berlima atau seterusnya. Berbagilah beban dan rasa bersama pasangan, saling membantu, adakan waktu berdua untuk sekedar bicara dan bercerita meskipun hanya di tempat tidur saat anak sudah tertidur lelap. Peluklah pasangan, saling menguatkan, menenangkan, dan mengingatkan untuk senantiasa bersyukur.
---
Hmmm...seperti itulah kira-kira. Artikel kali ini membuka pengetahuan baru bahwa ternyata bukan hanya ibu saja yang bisa mengalami baby blues syndrome, ayah juga bisa. Bukan hanya untuk ayah, keempat cara mencegah atau meminimalisir baby blues syndrome di atas juga bisa berlaku untuk para ibu, ya.
Semoga perjuangan kita sebagai orang tua bisa dinilai sebagai ibadah yang bisa mengantarkan kita ke Surga. Aamiin.