Mencintai Anak Tanpa Syarat
Mencintai Anak Tanpa Syarat - Setiap orang tua, pastilah sangat mencintai anaknya. Tapi, sadarkah kita para orang tua, bahwa kadang kita mencintai anak kita karena syarat. Wah, kok bisa?
Masih terbayang rasanya ketika kita dinyatakan positif hamil, bahagia sekali. Saat itu, rasanya kita merasakan yang namanya jatuh cinta lagi, bahkan jatuh cinta sebelum adanya pandangan pertama.
Hari demi hari, buah hati kian tumbuh besar dan semakin terbentuk menjadi seorang bayi di dalam rahim kita. MasyaAllah, 2 jiwa di dalam satu tubuh. Itulah kita dan dia, si buah hati tercinta.
Hingga tibalah saat hari kelahirannya. Rasa cinta dan sayang pun semakin mendalam, ketika kita bisa melihat wajahnya, mendengar suara tangisannya, dan gerak tubuhnya yang nyata di dalam pelukan. Tidak ada yang bisa meragukan, betapa luasnya cinta dan kasih seorang ibu saat itu.
Lalu, apakah rasa cinta yang kita punya itu adalah cinta tanpa syarat?
Coba periksa kembali isi hati kita. Adakah terlintas pikiran, "Mama sudah merawatmu sepanjang hari, kamu nanti jangan sampai melawan Mama, ya.", atau "Mama sudah memberikanmu gizi yang sangat baik dengan memberikan ASI eksklusif dan MPASI yang terbaik, kamu harus jadi anak pintar dan berprestasi, ya.", atau "Mama sudah banting tulang, merawatmu bahkan sambil mencari uang untuk mencukupi kebutuhanmu, kamu harus selalu ingat perjuangan mama dan bisa membalasnya kelak kamu sudah dewasa.", dan lain-lain sebagainya.
Ada lagi, persyaratan-persyaratan seperti itu kadang terucap frontal di depan anak. Misalnya, "Makan yang banyak, lho, biar Mama sayang sama kamu.", atau "Mama nggak sayang kamu kalau kamu nangis terus.", atau "Mama nggak sayang sama kakak kalau kakak terus-terusan ganggu adik.", ahh....dan banyak lagi.
Kebayang nggak, gimana perasaan si anak?
Mungkin, anak merasa tidak dicintai, anak merasa tidak dihargai, anak merasa tidak diterima sepenuh hati. Sedih, ya? Iya, sedih banget.
Kenapa orang tua bisa dengan mudahnya menaruh syarat untuk mencintai buah hatinya? Apa harapan kita sebenarnya terhadap mereka?
Lalu bagaimana caranya, agar kita bisa mencintai anak dengan sepenuh hati, tanpa syarat apapun?
Coba sama-sama kita renungkan beberapa point di bawah ini, ya....
1. Memberi tanpa berharap kembali
Cintai anak kita tanpa syarat, termasuk tidak berharap mereka membalas segala peluh dan jerih payah kita selama membesarkannya. Ingat kembali puisi karya Kahlil Gibran, bahwa anak kita itu bukan milik kita, meskipun ia ada bersama kita tapi dia bukan milik kita.
Cukup memberi, tak perlu berharap kembali. Cukup cintai, biar cinta yang membawa kemana arahnya cinta itu bersemi. Cukup dampingi, agar dia ingat selalu dari mana langkah awal ia mengenal hidup ini.
2. Rumput tetangga lebih hijau, sampai lupa kalau rumput sendiri juga hijau bahkan berbunga
Susahnya hidup di jaman sosial media, kehidupan orang lain jadi lebih mudah kita konsumsi. Lalu muncullah kondisi keadaan yang pas dengan istilah "rumput tetangga lebih hijau". Termasuk soal anak, kadang kita merasa anak si A tampaknya smpurna banget, yak. Makannya lahap, selalu akur dengan adik/kakaknya, anaknya nurut, sudah bisa ini itu. Beda, nih, sama anak kita yang susah banget makan, kok kayaknya ribut terus sama adiknya, susah dikasih tau, belum bisa ini itu. Lalu perasaan si mamakpun galau, membandingkan anaknya dengan anak orang lain yang tampak sempurna di Insta Story.
Padahal, belum tentu kenyataannya seperti yang di Insta Story, wong namanya hanya video sekelibet 15 detik. Tapi kita sudah kebawa perasaan, lupa untuk bersyukur, gelap mata sampai kecewa dengan anak kita yang tak sesempurna anak orang lain, bahkan kita sampai berekspektasi dan memaksa anak kita agar menjadi seperti anak orang lain. Alhasil, cinta kita kepada anak jadi pertanyakan lagi, sudahkah kita mencintainya tanpa syarat?
3. Tiap anak lahir dengan keunikannya masing-masing
Banyak yang belum menyadari, bahwa anak lahir membawa keunikannya masing-masing. Bahkan anak-anak yang sedarah (saudara) saja keunikannya bisa beda-beda. Bersyukur dan menerima mereka apa adanya, bersabar dalam membersamainya, itu sudah menjadi bentuk cinta tak bersyarat kita untuk mereka.
...
Setiap orang tua pastinya mengharapkan hal-hal terbaik dan sempurna ada pada anaknya, itu wajar. Tapi yang harus diingat, kenyataan kadang tidak selalu sama dengan yang diharapkan. Di situlah letak ujiannya, seberapa menerimanya kita akan pemberian dari Allah untuk kita? Sudah bersyukurkah kita? Atau malah kita malah sibuk mengeluh? Sampai lupa kalau di luar sana banyak sekali wanita yang sampai saat ini masih mendambakan kehadiran seorang anak di tengah-tengah mereka.
Cintai anak tanpa syarat, karena Allah menyiapkan hadiah terindah seperti yang tertera di dalam firman-Nya:
"Sesungguhnya hartamu dan anak-anakmu hanyalah cobaan (bagimu), dan di sisi Allah pahala yang besar." (QS. At-Taghabun: 15)
0 comments