Review Film IQRO: Petualangan Meraih Bintang (2017)
Review Film IQRO: Petualangan Meraih Bintang (2017) - Salah satu kegiatan asyik saat #dirumahaja yaitu movie time, alias nonton film bareng keluarga. Nggak sengaja, saya menemukan film bagus di salah satu aplikasi nonton streaming. Nama filmnya "IQRO: Petualangan Meraih Bintang".
Film ini release pada tahun 2017, lokasi film di Lembang - Jawa Barat, tepatnya di sekitar teropong raksasa Bosscha. Pemeran utamanya adalah seorang anak remaja bernama Aisha Naurra Datau sebagai Aqilla, aktor senior Cok Simbara sebagai Opanya Aqilla (Pak Wibowo) dan Neno Warisman sebagai Omanya Aqilla.
Aqilla adalah seorang anak remaja cerdas yang sangat tertarik dengan pelajaran tentang astronomi. Dia sangat berbinar ketika gurunya menjelaskan tentang tata surya. Namun, Aqilla terlihat sedikit kesal karena berbeda pendapat dengan seorang teman sekelasnya mengenai nama-nama planet yang ada di tata surya.
Menurut Rani teman sekelasnya, pluto adalah bagian dari planet di tata surya. Sedangkan menurut Aqilla, pluto sudah tidak lagi dinyatakan sebagai planet. Mereka saling berdebat karena masing-masing berpendapat berdasarkan apa yang mereka baca. Rani membaca pernyataan di dalam buku pelajaran dan Aqilla membaca berita di situs internet.
Ibu guru menenangkan mereka dengan bijak dan memberikan tugas selama liburan membuat laporan pengamatan terhadap penemuan terbaru yang berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam. Aqilla bersemangat, dia memutuskan akan mengamati pluto dan membuktikan kepada temannya bahwa pluto bukan lagi sebagai planet di tata surya ini.
Ia pun meminta izin kepada ibunya untuk menghabiskan waktu liburan di rumah opa dan omanya, kebetulan opanya bekerja di teropong raksasa, Bosscha. Jadi, Aqilla bisa sambil mengerjakan tugas liburannya di sana.
Aqilla tiba di rumah opa dan oma, betapa bahagia opa dan omanya ketika bertemu dengan cucu kesayangan mereka. Di sela kesempatan, Aqilla menyampaikan rencana tugas liburannya, dia meminta kepada opa agar bisa melihat pluto secara langsung menggunakan teropong raksasa Bosscha.
Opa mengizinkan, tapi dengan syarat...Aqilla harus bisa mengaji dulu. Aqilla disarankan untuk ikut pesantren kilat yang diadakan di masjid dekat rumah opa untuk belajar mengaji. Aqilla tampak murung, kenapa harus bisa mengaji dulu baru boleh melihat pluto? Apa hubungannya mengaji dan melihat pluto?
Opa tersenyum, lalu berkata yang mampu menyentuh hati Aqilla. "Apakah Aqilla tahu, di jaman Rasulullah, Allah sudah memerintahkan untuk sholat 5 waktu? Bagaimana orang tahu kapan waktu sholat, padahal belum ada jam saat itu?"
Aqilla menggeleng dan opa melanjutkan ceritanya, "Membaca langit. Orang harus bisa membaca matahari agar bisa sholat tepat pada waktunya. Selain itu, untuk menentukan bulan Ramadhan harus bisa melihat hilal." Jelas opa sambil menunjuk ke arah langit.
"Secara tidak langsung, Allah menyuruh kita untuk memperhatikan langit, atau membaca ilmu di langit maupun di bumi. Akhirnya opa berkeyakinan, segala ilmu pengetahuan tidak bisa dipisahkan dengan Al Quran. Apakah Aqilla tahu, ayat pertama yang diturunkan Allah di dalam Al- Quran?"
"Al-Alaq ayat 1 sampai 5." Jawab Aqilla. "Alhamdulillah, benar sekali. Kata pertama adalah sederhana, yaitu IQRO artinya BACALAH. Bacalah ayat-ayat Allah yang tertulis di dalam Al Quran. Kedua, bacalah ayat-ayat Allah yang ada di alam semesta, memperlajari astronomi termasuk iqro juga. Seperti yg opa dan kamu lakukan." Aqilla tersenyum mendengar opanya.
"Yang ketiga, bacalah ayat Allah yg ada di dalam diri kita sendiri, artinya memahami apa artinya kita hidup.. Pokoknya, begitu Aqilla lancar mengaji, akan opa ajak melihat langit. Di balik langit yang gelap itu terdapat jutaan warna maupun cahaya yang tidak pernah Aqilla bayangkan sebelumnya. Indah sekali.." Opa memberi inspirasi dan motivasi kepada Aqilla untuk mau belajar mengaji.
Sebenarnya selama di rumah, Aqilla sudah belajar mengaji dengan guru ngaji pilihan ibunya. Tetapi setelah beberapa lama, kemampuan mengajinya tidak meningkat karena Aqilla sibuk bermain gadget saat belajar mengaji. Sampai-sampai, guru ngajinya pun menyerah.
Alhamdulillah, Aqilla kini berbeda, dia jadi semangat belajar mengaji ke pesantren di masjid dekat rumah opa dan oma. Malah, dia semakin rajin mengulang-ngulang bacaan mengajinya sepanjang hari hingga akhirnya ia lulus Iqro 6 dan boleh mulai membaca Al Qur'an.
Aqilla memberanikan diri untuk ikut festival lomba membaca Al-Quran bersama teman-temannya. Di sini ia ingin membuktikan kepada opa dan omanya bahwa dia sudah lancar membaca Al-Quran. Meskipun tidak menang, tapi opa dan oma sangat bangga dengan bacaan Al-Qur'an Aqilla yang sudah sangat lancar.
Aqilla kagum terhadap salah seorang temannya yang menang festival lomba mengaji. Walaupun anak itu tampak usil dan nakal, tetapi sebenarnya dia anak yang baik dan rajin membaca Al-Quran. Bacaan Al-Qurannya sangat merdu sampai masuk ke dalam hati pendengarnya.
Ternyata dia seorang anak piatu, dia menjadi anak yang murung semenjak ibunya meninggal. Akhirnya dia belajar membaca Al-Quran bahkan menghafalkannya. Al-Quran-lah yang menjadi pelipur laranya ketika ia sedih ditinggal ibunya. Dan baginya, membaca Al-Quran bukan hanya untuk memenangkan lomba kompetisi, melainkan sesuatu yang sangat penting untuk hidupnya. Aqilla belajar banyak dari kisah temannya tersebut.
Sesuatu yang tidak diinginkan terjadi pada opanya dan Bosscha. Bosscha tidak dapat beroperasi lagi karena adanya pembangunan hotel mewah secara ilegal dibangun di sekitar Bosscha. Pencahayaan dari proyek pembangunan tersebut mengganggu penglihatan teropong raksasa Bosscha untuk mengamati angkasa. Bosscha terpaksa ditutup dan opanya terancam tidak dapat bekerja lagi di sana.
Aqilla tidak bisa menggunakan teropong raksasa untuk melihat pluto sesuai janji opanya. Padahal, dia sudah giat belajar mengaji.
"Maafkan opa ya, sepertinya opa tidak bisa memenuhi janji opa karena Bosscha tidak bisa dipakai lagi, sayang. Padahal kamu sudah berusaha keras belajar mengaji." Opa meminta maaf kepada Aqilla karena tidak bisa menepati janjinya, opa juga menjelaskan masalah yang dialaminya sehingga Bosscha tidak bisa dipakai lagi.
Aqilla mencoba untuk memahami opanya, "Opa tidak perlu minta maaf, aku nggak pernah menyesal kok belajar ngaji. Karena sekarang aku mengaji karena aku mau, bukan karena hadiah." MasyaAllah... Aqilla justru mengkhawatirkan opanya, bagaimana dengan opanya kalau Bosscha tidak dipakai lagi? Padahal opanya sudah puluhan tahun bekerja di sana.
Opa bertawakkal hanya kepada Allah. Hingga akhirnya kabar baik pun datang kepada opa, pembangunan hotel ilegal di sekitar Bosscha disegel dan dilarang oleh pemerintah. Bosscha diizinkan untuk beroperasi kembali. Betapa bahagianya opa bisa membawa cucu kesayangannya untuk mencoba teropong raksasa melihat langit dan melihat pluto.
Akhir cerita...Aqilla berhasil mengejerkan tugas sesuai dengan recananya. Dengan bangga Aqilla mempresentasikan laporan hasil pengamatannya terhadap pluto yang sudah bukan lagi sebagai planet di tata surya di depan ibu guru dan teman-temannya.
Pesan yang dapat diambil dari film ini:
1. Belajar membaca Al-Quran itu penting, karena semua ilmu pengetahuan yang ada di langit maupun yang ada di bumi lengkap tertulis di dalam Al-Quran. Bahkan ayat pertama yang Allah turunkan ke dalam Al-Quran adalah IQRO artinya BACALAH.
2. Belajar Al-Quran jangan karena kita menginginkan sesuatu hadiah, atau penghargaan lainnya dari manusia. Bacalah Al-Quran karena kita membutuhkannya. Walaupun kita ingin mengikuti lomba membaca atau menghafalkan Al-Quran, jangan mengharapkan hadiahnya, tetapi keberkahaan dan niat syiar untuk mengajak teman-teman lain untuk ikut membaca Al-Quran. Al-Quran itu seindah ini, lho.... Jadi, yuk, baca Al-Quran!
3. Belajar bijak dari opa. Bijak dalam mengajak cucunya untuk belajar mengaji, jangan hanya sekedar menyuruh dengan keras. Menyuruh dengan keras takutnya malah membuat seseorang itu semakin menjauh dari yang diharapkan.
4. Belajar dari temannya Aqilla yang memenangkan lomba membaca Al-Quran, bahwa Al-Quran bisa menjadi penenang hati, pelipur lara ketika sedih. Jika sedih, carilah Al-Quran, maka kita akan lebih tenang. Bacalah Al-Quran dengan hati, maka insyaAllah akan sampai pula ke dalam hati yang mendengarnya.
5. Belajar tawakkal seperti opa dan oma. Menyerahkan segalanya kepada Allah semata di saat masalah datang menghadang.
6. Oh ya, ada satu pesan baik dari film ini yang ceritanya saya skip. Jujurlah jika melakukan kesalahan, lalu meminta maaflah. Terimalah pengakuan atas kesalahan seseorang dan maaafkanlah. Jangan balas berbuatan jahat seseorang dengan perbuatan yang jahat pula, balaslah dengan kebaikan. Begitulah Rasulullah kita mengajarkan.
Itulah 6 pesan yang dapat saya ambil dari film ini. Saya tidak menceritakan film ini secara detail, banyak cerita yang saya skip supaya teman-teman jug pada nonton sendiri filmnya. Hehehe.
Film ini recommended sekali ditonton oleh segala usia. Jangan lupa dampingi anak-anak saat menonton dan ajak anak untuk berdiskusi untuk mengambil poin-poin positif yang terdapat di dalam film setelah film berakhir.
Oh ya, berikutnya ada film IQRO 2: MY UNIVERSE (2019) yang merupakan kelanjutan film ini. InsyaAllah, di movie time berikutnya akan saya tulis reviewnya juga, yaa....
Selamat menonton!
0 comments