Pesan Parenting Yang Bisa Dipelajari Dari Film "Ngeri-Ngeri Sedap" - Assalamu'alaikum! Film Ngeri-Ngeri Sedap akhir-akhir ini sedang ramai menjadi perbincangan para netijen-netijen Indonesia. Beberapa review dari para netijen yang sudah nonton film ini tuh kayaknya pada terkesan banget, sampai akhirnya saya pun tergoda untuk menontonnya juga.
Film Ngeri Ngeri Sedap ini tayang di bioskop Indonesia tanggal 2 Juni 2022 dengan jumlah penonton yang cukup banyak, yaitu 2,8 juta. Selang beberapa bulan, tepatnya tanggal 6 Oktober 2022, film Ngeri-Ngeri Sedap akhirnya tayang di Netflix. Angin segar banget buat para pecinta film tapi bioskop terlalu sulit untuk digapai. (Emak-emak yang susah ninggalin anak nih biasanya..hehehe #nunjukdirisendiri)
Sekilas Tentang Film Ngeri-Ngeri Sedap
Film Ngeri-Ngeri Sedap ini merupakan drama komedi yang ditulis dan disutradarai oleh Bene Dion Rajagukguk. Film ini bertema keluarga, dengan latar belakang suku Bataknya yang kental dan visual Danau Toba yang memukau.
Film Ngeri-Ngeri Sedap dibintangi oleh aktor dan aktris ternama tanah air, di antaranya Arswendi Beningswara Nasution dan Tika Panggabean sebagai Pak Domu dan Mak Domu. Anak-anak Pak Domu dan Mak Domu dibintangi oleh Boris Bokir Manullang sebagai Domu, Githa Bhebhita Butar-Butar sebagai Sarma, Lolox sebagai Gabe dan Indra Jegel sebagai Sahat. Keempat bintang ini merupakan pelawak tunggal atau akrab disebut sebagai stand up comedian tanah air.
Karena bertemakan keluarga, film Ngeri Ngeri Sedap ini berhasil membuat para penontonnya terkesan. Nggak sedikit penontonnya yang sampai meneteskan air mata, jadi rindu keluarga, hingga membayangkan kehidupan masa tua dimana anak-anak sudah pada dewasa dan mengejar kehidupannya masing-masing.
Jujur, saya merasakannya semua. Saya menangis menonton film ini, lalu memandang anak-anak yang lagi pada main berdua sambil berpikir, "Apakah aku dan suami sudah menjadi orang tua yang baik untuk mereka? Apakah kelak aku dan suami akan berhasil membesarkan mereka? Seperti apa mereka nanti (sikapnya) kalau sudah pada dewasa, ya?"
Saya mempertanyakan banyak hal di dalam hati, tepat setelah film itu berakhir.
Ada banyak pesan parenting yang saya petik dari film Ngeri-Ngeri Sedap ini. Harapannya, pesan dari film ini bisa menjadi nasihat baik yang senantiasa kita ingat dan kita terapkan sebaik-baiknya. Baik untuk teman-teman yang membaca tulisan ini, dan yang terutama untuk diri saya sendiri.
Pesan Parenting Yang Bisa Dipelajari Dari Film Ngeri-Ngeri Sedap
Beberapa pesan parenting yang bisa kita pelajari dari Film Ngeri-Ngeri Sedap yang saya ambil dari sudut pandang saya:
1. Jangan gengsi menunjukkan rasa kasih sayang.
Ada sebuah scane yang kata-katanya sedikit mencubit hati kita sebagai orang tua, yaitu ketika Domu sedang berbincang dengan adik perempuannya, Sarma. Mereka saling menanyakan kabar dan berbagi cerita karena sudah lama tidak berjumpa.
Sarma merasa sangat senang sekali karena mempunyai kakak yang peduli dan mendengarkan ceritanya. Setelah selesai bercerita, Sarma pun bertanya kepada Domu, "Eh, Bang.. Abang udah bicara sama Sahat dan Gabe? Mereka kan adekmu juga, Bang.." Domu hanya membalas pertanyaan Sarma dengan senyuman. Sarma pun melanjutkan, "Kenapa sih kalian kalau sama aku akrab, tapi kalau sesama kalian itu kaku kali."
Jawaban mengejutkan keluar dari mulut Gabe, "Bapak itu nggak pernah menunjukkan kasih sayangnya kepada kami yang laki-laki. Jadi, kami yang laki-laki ini nggak tau caranya bersikap sesama laki-laki, tapi kalau bapak sama kau, kami sering lihat. Jadi kami tau caranya bersikap ke kau, Dek."
Jawaban Domu seharusnya menyentil para bapak-bapak yang mungkin masih kaku untuk bersikap atau menunjukkan rasa sayang kepada anaknya. Dari scane itu kita belajar bahwa, kita harus bersikap baik dan menunjukkan kasih sayang kita kepada anak-anak, baik itu anak laki-laki atau anak perempuan. Meskipun caranya berbeda, tidak masalah, asalkan cintanya saja yang tidak dibeda-bedakan.
Jika dulu orang tua kita terasa kaku dalam memperlakukan dan menunjukkan rasa sayang mereka kepada kita, tidak apa-apa. Biarlah cukup di kita, jangan anak-anak kita. Yuk, pelan-pelan kita belajar menjadi lebih luwes menunjukkan kasih sayang kita terhadap anak-anak! Baik itu anak laki-laki maupun anak perempuan.
2. Saling mendengar dan memahami.
Orang tua bisa salah. Kita bisa sekali berbuat salah. Anak bisa benar, anak sangat bisa sekali benar. Hendaknya antara orang tua dan anak itu bisa saling bertukar pikiran, mau mendengarkan dan memahami, jangan maunya menang dan merasa benar sendiri hanya karena kita orang tua.
Apalagi di film ini ceritanya keempat anak Pak Domu dan Mak Domu itu berhasil meraih pendidikan yang tinggi, semuanya sarjanah berprestasi. Anak-anak yang berpendidikan tinggi maka pemikirannya pun lebih luas, sebagai orang tua kita harus memahami itu dan jangan menarik kembali pemikiran anak-anak kita (yang sudah maju) menjadi jauh mundur lagi.
Pentingnya saling mendengarkan dan memahami, agar kita tau hal-hal apa saja yang membuat anak-anak kita bahagia, hal-hal apa saja yang ingin anak-anak kita capai. Ayo kita ingat kembai bahwa anak-anak bukanlah kertas kosong yang bisa kita gambar sesuka hati kita, mereka bukanlah tanah liat yang bisa kita bentuk sedemikian rupa sesuka kita. Mereka itu bagaikan bunga yang bisa mekar indah dengan dirinya sendiri, dengan bentuk dan keindahannya masing-masing. Mereka sudah terlahir dengan rangkaian takdirnya masing-masing, dan kitalah (orang tua) yang seharusnya menjadi support system mereka.
3. Mendidik anak itu harus sesuai dengan zamannya.
Dalam ajaran agama Islam, Rasulullah SAW bersabda, "Ajarilah anak-anakmu sesuai dengan zamannya, karena mereka hidup di zaman mereka bukan pada zamanmu. Sesungguhnya mereka diciptakan untuk zamannya, sedangkan kalian diciptakan untuk zaman kalian."
Tepat sekali dengan scane ketika Pak Domu bersedih karena ditinggalkan oleh istri dan anak-anaknya. Pak Domu merasa gagal sebagai seorang ayah, padahal ia merasa sudah menjadi ayah yang baik dengan mengikuti cara didik bapaknya dahulu. Ia pun mencurahkan isi hatinya kepada sang Ibu.
Lalu apa jawaban sang Ibu? "Jangan kau samakan cara didikmu dan bapakmu. Bapakmu berhasil mendidik kau untuk kau yang tinggal di sini, sekolah cuma sampai SMP. Tapi kau.. Kau sekolahkan anakmu jauh-jauh, sampai tinggi-tinggi. Kalau anakmu jadi pintar, bisa berpikir, jangan kau marah. Kan kau yang bikin.."
Kesulitan mendidik anak tampaknya disebabkan oleh kita yang masih menurunkan ilmu didik orang tu kita dahulu. Bukannya cara didik orang tua kita dahulu itu salah, bukan, namun kurang tepat jika diaplikasikan pada zaman sekarang. Alhasil, orang tua dan anak hanya bisa ribut karena berbeda pandangan dan pemikiran.
Ibu Pak Domu pun berkata, "Ingat, Nak. Kalau anak berkembang, orang tuapun harus berkembang. Jadi orang tua itu nggak ada tamatnya, harus belajar terus."
Ibu Pak Domu mengingatkan kita dengan jelas, bahwa menjadi orang tua itu adalah pembelajaran seumur hidup.
4. Anak hanyalah titipan Sang Ilahi, kelak mereka akan mempunyai kehidupan sendiri.
Belajar dari kisah Sarma, ia satu-satunya anak perempuan. Layaknya anak-anak lain, ia punya impian, yaitu menjadi juru masak. Tapi Sarma tidak punya pilihan lain selain mengikuti kemauan bapaknya, yaitu menjadi PNS.
Meskipun Sarma tampak baik-baik saja setelah berhasil menjadi PNS sesuai kemauan sang Bapak, tetapi sebenarnya ia menyimpan rasa sakit dan kecewa karena harus merelakan impiannya yang dahulu hampir menjadi kenyataan. Ya, Sarma pernah diterima di sekolah masak di Bali, namun jalan itu harus ia tutup hanya karena harus menuruti kehendak sang Bapak.
Kebahagiaan orang tua bukanlah ketika melihat anaknya berhasil mengikuti kemauan orang tua, tetapi kebahagiaan orang tua adalah ketika melihat anaknya bahagia dengan jalannya dan pilihan hidupnya.
Bukankah begitu?
.
.
Itu dia beberapa pesan parenting yang bisa saya bagikan ke dalam tulisan ini, sungguh pesan-pesan itu terutama untuk diri saya sendiri yang juga sebagai orang tua. Semoga kita bisa mengambil hikmah yang baik dari Film Ngeri-Ngeri Sedap ini.
Mohon maaf jika ada sedikit-sedikit spoiler, tapi semoga malah membuat penasaran dan membuat teman-teman ingin menontonnya langsung, yaa.. Hehehe.
Bagi teman-teman yang mau menonton Film Ngeri-Ngeri Sedap di Netflix, kalian bisa berlangganan Netflix tanpa ribet di sini, ya.. Cuma Rp50.000 per bulan, kita sudah bisa nonton berbagai film dan series berkualitas premium.
Terima kasih sudah membaca sampai akhir, semoga bermanfaat..
Assalamu'laikum warahmatullahi wabarakatuh. :)
6 comments
setuju Ama pesan di film ini, walaupun kemarin nonton nya di tiktok live ternyata menyentuh sekali.
ReplyDeleteya begitulah ketika jadi orang tua, kadang harapannya kepada anaknya terlalu tinggi, sampai lupa bahwa anak sudah hidup dijaman yang berbeda, dan anak juga pengen punya kehidupan sesuai minatnya.. ya semoga dengan film ini banyak orangtua tak lagi keras dengan kemauannya
ReplyDeleteBagus banget pesannya, lengkap dengan hadis. Tapi emang benar, saya juga sering berbagi kisah dengan teman, dan hadis itu jadi senjatanya,
ReplyDeleteIcha jg udh nonton kak, nangis juga sikit kebayang sama ibu yang jujurly aku jumpai 2th sekali aja krn jarak yg cukup jauh dan kendala-kendala lainnya. Alhamdulillah, abang dan adek tinggal sama ibu jd ibu nggak ngerasa kesepian.. Dr film ini aku sbg anak pun jg belajar bahwa di masa tua itu, org tua pengen deket sm anak-anaknya, pengen sering liat anak-anaknya.
ReplyDeletemeski bukan pasukan bermarga, menikmati betul awak ngeri-ngeri sedap ini. ngulang lagi liat pas dah muncul di netflix. memperkaya kisah mereka dengan nonton yutub agak laen. hormas.
ReplyDeletePrnjiwaan mereka mantab ya... Jadi rindu tanah Batak....
ReplyDelete